Tom Lembong Akui Menyesal Pernah Jadi Bagian Kabinet Jokowi, Ini yang Terjadi!

- 12 Februari 2024, 18:02 WIB
Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong menghormati proses hukum usai dirinya dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan pelanggaran Pemilu.
Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong menghormati proses hukum usai dirinya dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan pelanggaran Pemilu. /Pikiran Rakyat/Boy Darmawan/

Baca Juga: Mahasiswa Tuntut Pemakzulan Jokowi di Istana Negara, Cak Imin: Pemerintah Jangan Bebal

"Sepuluh tahun terakhir ini, fokus kebijakan ekonomi adalah investasi. Sebagai seorang mantan Kepala BKPM, saya tahu banget, saya pernah jadi salesman republik ini untuk menarik investor, menarik investasi. Tapi banyakan investasi itu masuk ke sektor-sektor yang padat modal, bukannya padat karya," jelasnya.

Tom Lembong mengatakan aliran investasi berfokus ke industri seperti pertambangan hingga perkebunan. Akan tetapi, berdasarkan penilaiannya, hanya sekitar 20 persen masuk ke Indonesia dan bisa dinikmati masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya sudah waktunya pemerintah untuk turut mendorong perkembangan sektor jasa.

"Industri itu hanya 18 persen dari ekonomi kita. Nggak sampai seperlima. Sementara yang namanya sektor jasa itu kalau dijumlahkan itu 52 persen dari ekonomi kita. Jadi, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, perbankan, jasa transportasi, angkutan, perhotelan, orang sering lupa bahwa sektor properti, real estate itu bagian dari sektor jasa, perumahan, perkantoran, bangunan, jasa konstruksi, itu semua sektor jasa. Jadi, sektor jasa itulah padat karya," ujarnya.

Baca Juga: Kampanye Akbar Anies-Cak Imin di JIS Membludak, Kemacetan Mulai Dari 2 Kilometer

"Apakah itu hotel, apakah itu supir truk, apakah itu supir bus, apakah itu pilot pesawat, apakah itu pramugara pramugari itu semuanya lapangan kerja. Lapangan kerja di situ, itu pada karya, ya. Kalau kita ke smelter nikel, itu kerjanya gak banyak, apalagi pabrik baterai, atau pabrik mobil listrik," pungkasnya.

Menurut lulusan Universitas Harvard tersebut, fokus kebijakan ekonomi pada masa itu terlalu berorientasi pada investasi. Terutama dalam sektor-sektor yang padat modal, bukan padat karya.

"Saya pernah menjadi bagian dari upaya untuk menarik investasi ke Indonesia," kenang Tom Lembong. "Tetapi sebagian besar investasi tersebut masuk ke sektor-sektor yang tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan lapangan kerja," tambahnya.

Selain itu, Lembong menegaskan bahwa sudah saatnya pemerintah mengalihkan fokusnya menuju perkembangan sektor jasa.

Menurutnya, sektor jasa adalah penyumbang utama dalam perekonomian Indonesia. Yang mencakup berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, dan transportasi.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Tak Akan Berkampanye, Cak Imin: Bagus Ada Kesadaran

"Dalam sektor jasa, terdapat banyak peluang untuk menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan. Jika kita ingin melihat pertumbuhan yang inklusif, maka sektor jasa harus diperhatikan dengan serius oleh pemerintah," tegasnya.

Tom Lembong menyimpulkan, bahwa untuk menciptakan lapangan kerja yang substansial, pemerintah harus lebih fokus pada sektor jasa.

Daripada terus-menerus mengalihkan perhatian pada sektor industri yang tidak memberikan dampak sosial yang signifikan.***

Halaman:

Editor: Ayu Wiyanto

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah