Film Dirty Vote Ungkap Kecurangan Pilpres 2024, Pemilu Akan Dilakukan Satu Putaran

11 Februari 2024, 17:52 WIB
Link nonton film Dirty Vote YouTube streaming gratis dan profil tiga ahli hukum yang ungkap kecurangan Pemilu 2024. /Tangkap layar YouTube.com/@Dirty Vote

PORTAL BELITUNG - Film Dirty Vote merupakan dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga Ahli Hukum Tata Negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Ketiga ahli hukum ini secara terang benderang mengungkap kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dalam film yang tayang perdana pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB.

Dalam film tersebut, Bivitri dkk menjelaskan penggunaan kekuasaan dikerahkan untuk mempertahankan status quo. Adapun penjelasan dimaksud berpijak pada sejumlah fakta dan data.

Berbagai kecurangan terjadi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Presiden Jokowi diduga mengerahkan lembaga negara untuk membantu pemenangan calon presiden (capres) Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Link Film Dokumenter 'Dirty Vote' Sebuah Desain Kecurangan Pemilu 2024 Full Movie, Klik di Sini

Berbagai kecurangan itu sudah diatur secara terstruktur, sebagaimana terungkap dalam film Dirty Vote yang tayang hari ini, Minggu, 11 Februari 2024.

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar di dalam film dokumenter Dirty Vote mengungkap berbagai bentuk skandal dalam pemilihan umum (Pemilu).

Pengajar hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyatakan bahwa pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 terus memimpin dalam berbagai lembaga survei.

Tren survei yang belakangan ini tembus di atas 50% memicu optimisme dari kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk menyelenggarakan Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024 satu putaran. 

Adapun Zainal jika pemilu berlangsung 2 putaran, hal itu tidak akan menguntungkan kubu 02 karena bisa berpotensi kalah.

Baca Juga: Mahasiswa Tuntut Pemakzulan Jokowi di Istana Negara, Cak Imin: Pemerintah Jangan Bebal

Lebih lanjut, Habiburokhman menyebut film Dirty Vote sengaja dirilis di masa tenang menjelang Pemilu 2024 karena cara fair untuk bertarung sudah tidak bisa dilakukan. Selain itu, ia berasumsi film ini dirilis seiring elektabilitas Prabowo-Gibran yang terus naik. 

"Kami yakin ini nggak laku di hati rakyat. Rakyat sudah tahu apa yang harus mereka lakukan pada 14 Februari," kata dia.

Habiburokhman lantas mempertanyakan kapasitas tokoh yang ada dalam film Dirty Vote tersebut. Dia menuding ada tendensi untuk sabotase Pemilu. "Saya kok merasa, sepertinya ada tendensi, keinginan untuk sabotase Pemilu. Ingin mendegradasi Pemilu ini dengan narasi tidak berdasar," kata Habiburokhman. 

Ada beberapa poin yang disampaikan Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari dalam film berdurasi 1 jam 55 menit 22 detik itu.

Baca Juga: Info Pemilu 2024: Cara Cek DPT Online dan Lokasi TPS 2024, Jangan Golput!

Di antaranya soal kecurangan melalui penunjukkan 20 PJ kepala daerah, tekanan untuk kepala desa agar mendukung kandidat tertentu, serta penyaluran bantuan sosial atau Bansos yang berlebihan.

Dalam pemilihan presiden tahun ini, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Pasangan ini berhadapan dengan dua pasangan lainnya yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Majunya Gibran menjadi sorotan publik karena dia maju setelah Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman yang sekaligus paman Gibran mengabulkan gugatan terkait aturan syarat usia calon wakil presiden 40 tahun.

Putusan itu menyebabkan Gibran yang semestinya belum memenuhi syarat menjadi bisa mencalonkan diri sebagai calon presiden. 

Baca Juga: Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, Luhut Beri Tanggapan Menohok

Meski Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan bahwa Anwar Usman melakukan pelanggaran etik berat, sehingga keputusan yang dihasilkan juga cacat secara etik, namun pendaftaran Gibran terus berjalan.

Pasangan Prabowo-Gibran didukung Jokowi serta sejumlah menterinya. Belakangan, Presiden Joko Widodo juga diduga melakukan sejumlah manuver politik untuk mendukung Prabowo-Gibran.***

Editor: Ayu Wiyanto

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler