Iran-Pakistan Sempat Saling Bombardir, Hingga Pengaruhi ke Impor Beras Indonesia?

- 23 Januari 2024, 19:18 WIB
Russian helicopters take part in military exercises at the Kapustin Yar range in Astrakhan region, Southern Russia on September 25, 2020 during the "Caucasus-2020" military drills gathering China, Iran, Pakistan and Myanmar troops, along with ex-Soviet Armenia, Azerbaijan and Belarus. - Up to 250 tanks and around 450 infantry combat vehicles and armoured personnel carriers will take part in the September 21 to 26 land and naval exercises that will involve 80,000 people including support staff. (
Russian helicopters take part in military exercises at the Kapustin Yar range in Astrakhan region, Southern Russia on September 25, 2020 during the "Caucasus-2020" military drills gathering China, Iran, Pakistan and Myanmar troops, along with ex-Soviet Armenia, Azerbaijan and Belarus. - Up to 250 tanks and around 450 infantry combat vehicles and armoured personnel carriers will take part in the September 21 to 26 land and naval exercises that will involve 80,000 people including support staff. ( /DIMITAR DILKOFF/AFP via Getty Images

PORTAL BELITUNG - Konflik di wilayah Timur Tengah sepanjang pekan ini semakin memanas. Bukan hanya perang Israel di Gaza dan serangan milisi Houthi ke Laut Merah, eskalasi di perbatasan Iran-Pakistan juga menjadi perhatian dunia.

Ini bermula saat Selasa lalu, 16 Januari 2024, Iran mengirim rudal ke negara tetangganya Pakistan, yang menewaskan dua anak dan melukai tiga orang. Iran mengaku melakukan pemboman terhadap kelompok Jaish al-Adl yang diklaim mengganggu keamanan Teheran.

Keesokannya, Pakistan mengecam tindakan Iran itu. Pakistan menarik duta besarnya dari Teheran dan melakukan pembalasan dengan melancarkan serangan udara ke Iran yang menewaskan sembilan orang.

Pakistan pun berdalih ini untuk keamanan negaranya. Sasaran yang dirudal oleh Pakistan adalah kelompok Baluchistan, di tenggara Iran.

Baca Juga: Heboh! Laut Merah Makin Memanas, Dicap Teroris Hingga Houthi Ngamuk

Apakah konflik tersebut mengganggu impor beras Indonesia? Mengingat Pakistan adalah salah satu negara asal impor beras bagi Indonesia.

Namun Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya mengaku pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan tensi antara Iran-Pakistan yang sempat memanas.

Saat ini sudah ada beberapa negara yang menjalin kerja sama dengan Indonesia terkait suplai kebutuhan impor, khususnya beras. Kondisi ini, menurutnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap impor beras ke Indonesia.

"Intinya kita bekerja sama dengan banyak negara terkait suplai kebutuhan impor kita. Jadi terkait kondisi tersebut, menurut kami tidak terlalu berpengaruh," kata Tomi Selasa, 23 Januari 2024.

Adapun terkait rencana impor beras sebanyak 2,5 juta ton sebelum masa panen raya bulan April nanti, kata Tomi, pihaknya saat ini masih dalam proses penjajakan, sehingga untuk jumlah dan dari negara mana saja beras tersebut akan didatangkan pihaknya masih belum bisa buka suara.

Halaman:

Editor: Ayu Wiyanto

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x