Kartini rajin mengirimkan surat-suratnya ke korespondensi dari Belanda menggunakan kemampuan berbahasa Belanda yang ia miliki.
Hingga akhirnya saat usia 25 tahun, Kartini wafat, namun temannya yang di Belanda Mr. J.H. Abendanon kemudian membukukan seluruh surat itu dan diberi nama Door Duisternis tot Licht yang jika diartikan secara harfiah berarti ‘Dari Kegelapan Menuju Cahaya’ atau populer dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' yang diterbitkan pada 1911.
Perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan terasa hingga saat ini. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dan bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
***