Network
PORTAL BELITUNG - Bahan bakar minyak (BBM) dengan research octane number (RON) 90 atau Pertalite bakal dihapus dari peredaran. Rencana ini telah digodok Pertamina dan diberlakukan pada Agustus 2024 mendatang.
Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang digadang-gadang sebagai pengganti Pertalite ini diklaim lebih ramah lingkungan karena memiliki kandungan RON atau oktan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan juga dapat membuat mesin kendaraan bermotor menjadi lebih awet.
Tahun 2024 seusai pemilu akan ada tiga jenis BBM yang akan menggantikan pertalite.
Dari ketiga jenis itu di antaranya Pertamax Green 92 pengganti Pertalite, campuran RON 90 atau Pertalite dengan 7% bioetanol alias E7, Pertamax Green 95, campuran Pertamax beroktan 92 dengan kandungan 8% bioetanol, dan Pertamax Turbo, yang sudah beredar dengan RON 98.
Baca Juga: Jokowi Naikkan Tunjangan Kinerja Pegawai Bawaslu Jelang Pemilu 2024, Capai Hingga 29 Juta
“Ada dua green gasoline, green energy, dan low carbon yang menjadi produk baru Pertamina,” kata Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.
Nantinya, produk Pertalite tidak lagi akan ditemui di SPBU alias dihapus. Bukan kabar baru, rencana penghapusan BBM subsidi ini sebenarnya telah muncul sejak bulan Agustus 2023. Namun, mendekati pemilu, isu ini kembali ramai diperbincangkan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pernah menerangkan, pihaknya telah menjalankan Program Langit Biru di mana pada tahap pertama BBM subsidi yang semula RON 88 menjadi RON 90.
"Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana Program Langit Biru tahap dua di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92," katanya di Komisi VII Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023 lalu.
Kemudian ia mengatakan, hal itu sesuai dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di mana BBM yang beredar minimum RON 91.
Baca Juga: Pasokan Beras Langka di Pasar Ritel, Warga Akan Panic Buying Lagi!
"Ini sudah sangat pas, satu aspek lingkungan menurunkan karbon emisi, kedua mandatori bioetanol ini bioenergi bisa kita penuhi, ketiga kita menurunkan impor gasoline," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia meminta dukungan Komisi VII karena pada tahun 2024 pihaknya akan mengeluarkan produk Pertamax Green 92.
Dari segi harga, terdapat perbedaan sebesar Rp3.900 antara Pertamax Green 92 dan Pertalite, karena Pertamax Green 92 dijual seharga Rp13.900 per liter.
Jika usulan ini mendapat persetujuan dari pemerintah, maka Pertalite akan digantikan oleh Pertamax Green 92.***
