PORTAL BELITUNG - Pemilu (Pemilihan Umum) menjadi momen yang sangat krusial dalam kehidupan demokrasi, namun pemilih pemula dalam hal ini para siswa yang masih duduk di bangku SMA/SMK seringkali rentan terhadap hoaks yang dapat mempengaruhi persepsi mereka. Para pemilih pemula ini rentan dalam menghadapi banjir informasi, sedangkan suara mereka menjadi salah satu lumbung terbesar dalam pesta politik.
Sekolah Kebangsaan Tular Nalar bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bangka Belitung (Babel) menjadi alternatif yang ada di masa infodemik ini, berkomitmen menjadikan pemilih pemula sebagai salah satu agen perubahan bagi warga digital Bangka Belitung yang tangguh dalam tangkal hoaks, membekali generasi muda Bangka Belitung dengan kemampuan melakukan penginderaan hoaks agar dapat melakukan pencegahan sebelum bencana hoaks terjadi menjelang tahun politik 2024.
Menurut Ketua Mafindo Wilayah Bangka Belitung, Suryani Manaf, Sekolah Kebangsaan Tular nalar berupaya mengantisipasi berbagai ancaman hoaks dan disinformasi tersebut dengan edukasi penginderaan hoaks. Melalui empat modul terbaru, yaitu Pemilu, Demokrasi, Penginderaan Hoaks dan regulasi untuk pemilih pemula dan lansia.
“Kami memiliki 7 fasilitator yang telah mendapatkan TOT dalam melakukan kegiatan literasi digital ini, yang terdiri dari berbagai kalangan yaitu dosen komunikasi Stisipol Pahlawan 12 Bangka, dosen komunikasi Stain SAS Babel, Dinas Kominfo Kabupaten Bangka dan aktivis serta mahasiswa, juga didukung oleh Tim Relawan Mafindo Babel, Himpunan mahasiswa Stisipol Pahlawan 12 Bangka serta Bujang Miak Bangka. Dan tidak menutup kemungkinan nanti para pemilih pemula yang merupakan pelajar akan kami ajak juga menjadi fasilitator”, ujar Suryani di sela-sela kegiatan Pelatihan Tular nalar di SMK Yapensu Sungailiat beberapa waktu lalu, Senin, 13 November 2023.
Dalam pelatihan Penginderaan Hoaks yang dilakukan di SMK Yapensu Sungailiat tersebut, terpantau ada beberapa siswa saat melakukan praktek pengecekan DPT melalui link cekdptonline.kpu.go.id, tidak terdaftar sebagai pemilih tetap. Sedangkan yang lain tidak bisa melakukan pengecekan karena hampir rata-rata KTP mereka sedang dalam proses pembuatan. Dengan bekal yang sudah mereka dapat dalam pelatihan tersebut mereka dapat melakukan pengecekan sendiri dan akan terhindar dari informasi yang menyesatkan.