Perjuangan drg Meilani untuk Menjadi Dokter Gigi: Rela Jual Pempek di Kampus hingga Ditinggal Ayah Selamanya

10 Agustus 2023, 21:33 WIB
Perjuangan drg Meilani untuk Menjadi Seorang Dokter Gigi: Rela Jualan Pempek hingga Ditinggal Sang Ayah Selamanya /

PORTALBELITUNG.COM - Tidak semua orang berkesempatan menuntut ilmu menjadi seorang dokter gigi. Simak kisah perjuangan drg. Meilani, si anak kampung dari Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah yang berhasil menjadi seorang dokter gigi.



Sebelumnya tak pernah terbayang dalam benak Meilani kecil, bahwa kelak ketika dewasa ia akan menjadi seorang dokter gigi. 

Membayangkan bahwa ia bisa duduk di bangku kuliah saja membuatnya bangga, mengingat dari 30 orang teman sekelas di Sekolah Dasarnya, hanya 10 orang saja yang melanjutkan ke jenjang SMP. Sebagian temannya memilih langsung bekerja atau menikah muda, dibanding kembali bersekolah ke jenjang selanjutnya.

Baca Juga: Mengenal Dhea Gusvita Pemeran Lydia di Film Tari Kematian 2023: Segera Tayang di Seluruh Bioskop Indonesia!

“Dari 30 orang kawan satu kelas yang sekolah di SD, hanya 10 yang melanjutkan ke SMP. Selanjutnya, hanya sekitar 4 orang yang melanjutkan ke SMA. Dan yang kuliah hanya 3 orang, termasuk Meilani.” ungkapnya kepada tim portalbelitung.com.

Riwayat Pendidikan drg Meilani

Sebelum mengenyam pendidikan dokter gigi di Kedokteran Gigi UNSRI (Universitas Sriwijaya) Palembang, gadis kelahiran 1993 ini mengenyam bangku sekolah di beberapa sekolah di Bangka Tengah dan Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

“Waktu SD, saya sekolah di SDN 171 Batu Belubang, karena memang dekat dari rumah. Lalu SMP di SMPN 6 Pangkalpinang, dan SMA di SMAN 2 Pangkalpinang atau SMADA.” ujarnya.

Baca Juga: 10 Kota dengan Tingkat Polusi Udara Terburuk di Indonesia, Beberapa Dikategorikan Sebagai Kota Tidak Sehat!

Menjadi Dokter adalah Mimpi Sang Ayah

Jauh sebelum kuliah, sebenarnya drg Meilani tak pernah berencana untuk kuliah di kedokteran. Ide untuk bersekolah di jurusan kedokteran datang dari mimpi sang ayah, yang ingin salah satu dari anaknya ada yang menjadi dokter.

“Sebenarnya cita-cita Meilani itu sederhana saja. Habis SMA, kuliah nanti maunya mengambil jurusan guru, lalu jadi seorang guru. Mau sederhana saja hidupnya, pagi berangkat mengajar siswa, sore pulang ke rumah,” ceritanya.

“Terus ayah yang bilang, Mel (panggilan drg Meilani di rumah), kamu mau ya jadi dokter? Ayah ingin sekali dari sekian anak ayah, ada yang jadi dokter,”tambahnya.

Baca Juga: Penanaman Pohon Sagu Jadi Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Tanah Bekas Tambang, yang Rusak dan Gersang

Meski sempat ragu, dengan niat ingin membahagiakan dan mewujudkan mimpi sang ayah inilah yang akhirnya membuat drg Meilani mengubah cita-citanya, dari yang awalnya ingin menjadi guru, kemudian menjadi seorang dokter.

Gagal di Tahun Pertama, drg Meilani Tak Menyerah Menggapai Mimpinya

drg Meilani juga aktif di media sosialnya @meilanimeimel

Setelah memantapkan diri untuk kuliah di kedokteran, seusai SMA, Meilani langsung berencana mendaftar di UNSRI Palembang, karena dekat dari rumah neneknya di Palembang. Ia pun mencoba mendaftar melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau sekarang dikenal dengan UTBK.

Awalnya, ia berpikir bahwa tes ujian masuk SNMPTN kedokteran akan seperti tes soal ujian nasional umumnya. Karenanya ia pun mantap berbekal modal belajar mandiri di rumah. Setelah mengikuti ujian pada hari H, barulah ia terkejut ternyata soal yang diujikan jauh berbeda dengan soal ujian biasa di sekolah.

Baca Juga: Jangan Lengah! Ini 6 Tips Cegah Penipuan Online dengan Modus Call Center Bank Palsu

Hingga akhirnya pengumuman hasil SNMPTN pun tiba, Meilani tidak lulus ujian masuk UNSRI. Meski sedih, Meilani tak mau gampang menyerah. Ayahnya pun turut mendukungnya dengan menyarankannya ikut bimbingan belajar di Bandung.

Beberapa Hari Sebelum Ujian, Sang Ayah Berpulang sebelum Sempat Melihat Meilani Menjadi Seorang Dokter

Setelah mengikuti bimbingan belajar selama sekitar 6 bulan, Meilani pun ikut ujian masuk SNMPTN Kedokteran UNSRI tahun kedua. Tak disangka, 12 hari sebelum hari ujian, ayah Meilani meninggal dunia. 

Meilani yang sedang bersiap menghadapi ujian masuk tahun kedua, terpaksa pulang ke Bangka, mengantar kepergian sang ayah selama-lamanya.

Baca Juga: Wamentan RI Dorong Kepulauan Babel Manfaatkan Lahan Kritis untuk Mengembalikan Kejayaan Lada

Sempat ingin menyerah, Meilani pun awalnya tak ingin melanjutkan mimpinya untuk menjadi seorang dokter. Ia mulai berpikir rasional, bahwa tak mungkin bisa kuliah sedangkan ayahnya sudah tidak ada lagi. Ia terus memikirkan siapa yang akan membiayai kuliahnya nanti.

Belum lagi sang ibu yang berat melepas anak gadis satu-satunya untuk merantau. Namun sang kakak terus mendorong Meilani dan menyemangatinya.

" Kamu harus lanjut Dek. Ini mimpi ayah, ini amanah untuk kamu, untuk kita semua. InsyaAllah, Abang nanti yang akan bantu,"

Baca Juga: Fakultas Teknik UBB akan Gelar Seminar Internasional ICoGEE, Pj Gubernur Kepulauan Babel Siap Mendukung

Maka dengan semangat melanjutkan amanah sang ayah, Meilani pun menguatkan hati dan ikut tes ujian masuk kedokteran UNSRI. Saat hasil ujian diumumkan, nama Meilani tercantum sebagai salah satu yang lolos, meski untuk pilihan kedua, yaitu kedokteran gigi.

Meski senang, Meilani tetap ragu untuk melanjutkan pendidikannya kala itu. Pikiran tentang uang masuk kedokteran yang mencapai ratusan juta, mulai memenuhi kepalanya. Namun sang kakak lagi-lagi menyemangati. 

Berbekal uang duka dari kematian sang ayah, beberapa hari setelah hasil tes keluar, Meilani berangkat seorang diri ke Palembang untuk mendaftar ulang. Akhirnya, Meilani resmi diterima sebagai mahasiswa di Kedokteran Gigi UNSRI.

Baca Juga: Serius Entaskan Stunting , Pemprov Kepulauan Bangka Belitung akan Kucurkan Anggaran Langsung ke Desa

Tak Malu dengan Status Mahasiswa, Meilani Kuliah sambil Jualan Pempek dan Aneka Sarapan

Setelah menjadi mahasiswa Kedokteran Gigi, Meilani mencoba bertahan hidup dengan uang bulanan yang didapat dari kakaknya yang bekerja sebagai supir truk lintas provinsi.

Tanpa sadar, ia membaca peluang dari jauhnya letak kantin di kampusnya kala itu. Sehingga akhirnya ia memutuskan untuk berjualan pempek dan aneka sarapan pada teman-teman sekelasnya di kampus.

Saat subuh, Meilani akan keliling mengambil dagangan dari pedagang di sekitar rumah neneknya. Ketika berangkat kuliah, ia akan membawa dagangan tersebut di dalam kotak, sambil naik bus menuju kampus.

Baca Juga: HUT RI 78 Tahun 2023: Download Tema, Logo HUT RI 78 Format PDF PNG JPEG, dan Panduan Penggunaan Versi Lengkap

Keuntungan dari jualan pempek dan sarapan lumayan besar untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Ia bahkan bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp100.000 per hari dari berjualan.

Setelah Lulus, drg Meilani Pulang ke Bangka dan Tak Lama Membuka Praktik Mandiri Dokter Gigi Meilani

Kegiatan berjualan pempek dilakukan hampir setiap hari oleh Meilani, hingga ia memasuki masa Koas atau praktik di rumah sakit. Selain berjualan pempek, Meilani juga sempat menjual beberapa barang lainnya, seperti kasur santai, catering, hingga kripik cumi atau kricu.

Setelah menjalani perkuliahan dan mengikuti beberapa ujian, selama 8 tahun berkuliah, akhirnya Meilani resmi mendapatkan gelar drg (dokter gigi). Kini setelah menjadi dokter gigi, drg Meilani bekerja di beberapa instansi dan membuka praktik mandiri di sebuah klinik di daerah Air Itam, Pangkalpinang.

Baca Juga: Buka Peluang untuk Putra dan Putri Bangka Belitung, Pemprov Babel Jajaki Kerja Sama Pendidikan dengan Jerman

Di akhir wawancara, Meilani pun memberi semangat kepada adik-adik yang ingin menjadi seorang dokter, terutama dari kalangan kurang mampu.

“Jangan mudah percaya omongan orang lain, tentang mahalnya biaya kedokteran. Jangan gampang putus asa hanya karena omongan orang lain. Kalau kita terus berusaha, bekerja keras, semangat, yakinlah akan selalu ada jalan. Siapapun bisa menjadi dokter, bukan hanya anak orang kaya atau anak pejabat. Yakin dan perjuangkan mimpimu, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,”tutupnya.

***

Editor: Julia A

Tags

Terkini

Terpopuler