Network
PORTAL BELITUNG – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling dinantikan seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan yang penuh berkah ini menjadi momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.
Lantas kapan bulan puasa dimulai? 1 Ramadhan jatuh tanggal berapa? Berdasarkan tahun sebelumnya, jadwal awal ramadhan ada beberapa versi yaitu versi pemerintah, NU dan Muhammadiyah. Apakah jadwal ketiganya akan serentak?
Simak artikel di bawah ini untuk mendapatkan jadwal awal puasa versi pemerintah, NU dan Muhammadiyah yang telah tim Portal Belitung rangkum dari berbagai sumber.
Baca Juga: 5 Resep Kue Lebaran Idul Fitri: Paling Enak dan Renyah
Awal Ramadhan Versi Pemerintah
Jadwal awal Ramadhan versi pemerintah biasanya ditetapkan melalui sidang isbat oleh Kementrian Agama (Kemenag) yang dilakukan pada akhir bulan Syaban. Hal tersebut dilakukan untuk memberi kepastian pelaksanaan ibadah kepada masyarakat dengan disiarkan secara langsung di media sosial maupun televisi. Berdasarkan situs resmi Kemenag, sidang isbat 1445 H nantinya akan dijadwalkan pada Minggu, 10 Maret 2024 mendatang.
Jadwal sidang isbat untuk penetapan 1 Ramadhan 2024 akan dilaksanakan Minggu, 10 Maret 2024 pukul 17.00 WIB yang berlokasi di auditorium H.M Rasjidi Kementrian Agama, Jl. M.H Thamrin, Jakarta Pusat. Sementara itu, penetapan awal dalam penentuan 1 Ramadhan yang didasarkan dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 susunan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag menyebutkan, mulai puasa Ramadhan 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Baca Juga: 5 Resep Takjil Ramadhan: Buka Puasa Lebih Nikmat dan Bisa Untuk Jualan!
Awal Ramadhan Versi NU
Jadwal 1 Ramadhan versi Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Falakiyah akan memantau hilal terlebih dahulu sebelum memastikan kapan puasa dimulai. Berdasarkan situs resmi NU, pemantauan hilal tersebut akan dilaksakan pada Minggu, 10 Maret 2024 mendatang.
Nantinya, hilal awal Ramadhan 1445 H akan dilakukan di 50-60 titik di seluruh Indonesia. Selain itu, hasil hisab posisi hilal pada 29 Syaban dengan kriteria yang mengacu pada imkanur rukyat hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
