Hari pertama di bulan Syawal tidak ada puasa dan bisa dimulai di hari kedua, hari ketiga, sampai dengan berakhirnya bulan Syawal.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang waktu pelaksanaan puasa Syawal berdasarkan pemahaman hadits dan bahasa Arab. UAH menjelaskan jika puasa Syawal dapat dikerjakan direntang waktu tanggal 2 Syawal hingga 29 atau 30 Syawal. Direntang waktu tersebut ada flesibilitas dalam pengerjaannya.
Menurut UAH, Rasulullah SAW memungkinkan umatnya untuk mengerjakan puasa Syawal sesuai kemampuan masing-masing.
Dalam hadits yang disampaikan Ustadz Adi Hidayat, bahwa dalam prinsip bahasa Arab yang dijelaskannya bahwa puasa Syawal tidak diisyaratkan dikerjakan secara berurutan.
"Silahkan Anda berpuasa enam hari di bulan Syawal, senyamannya dari tanggal 2 hingga tanggal 30, yang mau runtut silahkan, yang tidak bisa berurutan mangga silahkan.
Jadi pelaksanaan puasa Syawal berdasarkan petunjuk dari bahasa Nabi itu bisa ditunaikan yang penting enam hari, boleh berurutan dan juga tidak.
"Yang penting enam hari," ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Berikut tadi penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang puasa Syawal apakah boleh dikerjakan selang-seling atau tidak berurutan.***