Dribbling Towards Sustainability, Upaya untuk Mengurangi Emisi Karbon dari FIBA World Cup 2023 Indonesia

- 23 Agustus 2023, 23:17 WIB
Ilustrasi FIBA World Cup 2023. Dribbling Towards Sustainability, Upaya untuk Mengurangi Emisi Karbon dari FIBA World Cup 2023 Indonesia
Ilustrasi FIBA World Cup 2023. Dribbling Towards Sustainability, Upaya untuk Mengurangi Emisi Karbon dari FIBA World Cup 2023 Indonesia /Instagram/@utahjazz

PORTAL BELITUNG - Sebagai tuan rumah FIBA World Cup 2023 Indonesia, 25 Agustus - 3 September 2023, Indonesia akan menjalankan sebuah program dalam rangka mengurangi emisi karbon yang akan timbul pada pagelaran akbar ini. Program sustainability yang dinamakan Dribbling Towards Sustainability adalah bentuk tanggung jawab Indonesia sebagai penyelenggara FIBA World Cup 2023.

 

Kompensasi karbon (carbon offset), pengolahan sampah (waste management), dan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle ecosystem) merupakan program yang rencananya akan diterapkan selama penyelenggaraan FIBA World Cup di Indonesia.

Penanam bakau di Mangrove Ecotourism Center PIK, Selasa (22/8/2023), merupakan simbolis dimulainya kick off dari rangkaian Sustainability oleh LOC FIBA WC 2023 Indonesia, bekerja sama dengan Fairatmos. Kegiatan ini dihadiri oleh Tenaga Ahli Kemenpora Bidang Komunikasi Publik Mikha Tambayong, Duta Besar Republik Islam Iran Mahdi Rounagh, Direktur Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) Adi Rakhmadi, Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Lokal (LOC) FIBA World Cup 2023 Jakarta Agus Antares Mauro, Sekjen LOC Fiba World Cup 2023 Junas Miradiarsyah, Direktur Komunikasi LOC FIBA World Cup 2023 Yudha Permana, Wakil Direktur PR & Sustainability LOC FIBA World Cup 2023 Ariseno Ridhwan, Perwakilan Pemkot Jakarta Utara, Sekretaris Kota Jakarta Utara, dan Karang Tarung Jakarta Utara.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Belitung Populer 2023, Nomor 4 Satu-satunya yang Ada di Indonesia!

Penanaman bakau ini merupakan bagian dari mengkompensasi karbon yang digunakan tim peserta dalam berpergian dari negara asalnya di Indonesia dengan menanam bakau dengan jumlah sesuai dengan jumlah karbon yang digunakan. Sebagai gambaran, satu kali perjalanan (one way) dari Kanada - Jakarta, untuk 10 pemain tim Kanada mengeluarkan karbon sebanyak 12.43 tCO2. Lalu satu kali perjalanan (one way) dari Iran - Jakarta, untuk 10 pemain tim Iran mengeluarkan karbon 5.89 tCO2.

Menanam satu pohon bakau bisa menyerap kurang lebih 43.28 kg CO2 - 86.67 kg CO2 selama masa hidupnya (~30 - 40 tahun). LOC FIBA WC 2023 Indonesia bersama Fairatmos akan menanam jumlah bakau menyesuaikan dengan jumlah karbon yang dihasilkan di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Ini kegiatan menarik karena pada 25 Agustus nanti akan dimulai gelaran Piala Dunia Basket, tapi untuk mereka kesini mereka menggunakan transportasi yang bisa memberikan kontribusi negatif bagi polusi dan keadaan lingkungan. Termasuk pertandingannya, karena ada emisi karbon yang meningkat. Karena itu program ini untuk mengoffset atau mengkompensasi apa yang telah kita lakukan dan mengganggu lingkungan," kata Agus.

Halaman:

Editor: Ayu Wiyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah