Aruk Gelagau, Kuliner Khas Belitung Timur yang Hampir Punah dan Tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal

23 Juni 2023, 20:48 WIB
Aruk Gelagau, kuliner khas Belitung Timur yang hampir punah dan tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal. /https://kikomunal-indonesia.dgip.go.id//

PORTALBELITUNG.COM- Aruk Gelagau adalah kuliner khas Belitung Timur yang terancam punah, karena mulai ditinggalkan. Simak informasi lengkap tentang Aruk Gelagau, yang tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham di sini.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur terus berinovasi untuk memajukan pariwisata yang ada di Negeri Laskar Pelangi.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendaftarkan salah satu kuliner khasnya, Aruk Gelagau sebagai Kekayaan Intelektual Komunal.

Baca Juga: 9 Rumah Makan Seafood Belitung yang Enak, Lezat, Gurih, Rekomendasi Kuliner Seafood di Pulau Belitung

Aruk Gelagau tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal bersama 30 Kekayaan Intelektual lainnya di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham sejak tahun 2021.

Pendaftaran ini adalah upaya menjadikan Aruk Gelagau sebagai sumber ekonomi kreatif dan daya tarik pariwisata.

Selain itu, Aruk Gelagau juga tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Baca Juga: 5 Daftar Wisata Sejarah Bangka Belitung yang Wajib Dikunjungi, Liburan Sambil Menggali Ilmu

Aruk Gelagau sendiri merupakan jenis olahan makanan yang terbuat dari singkong dan kelapa.

Bagi Anda yang penasaran apa itu Aruk Gelagau, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini.

Sejarah Asal-Usul Aruk Gelagau

Melansir dari laman resmi warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Kik Jemihan seorang pemuka adat warga Dusun Suge, Desa Simpang Pesak, Kecamatan Simpang Pesak, Kabupaten Belitung Timur, menceritakan tentang sejarah Aruk Gelagau.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Alam Pangkalpinang, Koba, dan Sekitarnya, Liburan Sambil Berpetualang

Menurut Kik Jemihan, Aruk Gelagau adalah makanan sehari-hari, terutama untuk sarapan, sejak beliau kecil. Perlu diketahui Kik Jemihan sendiri telah berusia 90 tahun sejak 2018.

Masih menurut Kik Jemihan, penggunaan Aruk Gelagau sebagai makanan pokok karena makanan yang ditemukan belum terlalu beragam kala itu. 

Selain itu pada masa lampau, lanun atau bajak laut sering datang menjarah bahan makanan penduduk sehingga mereka kehabisan bahan makanan. Juga bisa dikarenakan keadaan cuaca yang buruk sehingga sulit untuk mendapatkan makanan.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Warung Seafood Bangka di Sungailiat Bangka Belitung: Nikmati Kelezatan di Setiap Gigitan

Kemungkinan juga karena hasil panen singkong yang berlebih sehingga diolah menjadi bahan makanan setengah jadi supaya tersimpan lama hingga panen berikutnya.

Aruk Gelagau, Kuliner Khas Belitung Timur yang Hampir Punah.

Mulanya, keberadaan Aruk Gelagau tersebar di seluruh Pulau Belitung. Namun sekarang, hanya ada di daerah-daerah yang penduduk kampungnya masih berladang, seperti di Kecamatan Simpang Renggiang, Simpang Pesak, dan Dendang.

Sedangkan kecamatan lain seperti Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, Damar, dan Gantung tidak lagi ditemukan makanan ini. Karena penduduk di kecamatan tersebut tidak lagi berladang. 

Baca Juga: 20 Daftar Hotel Belitung Untuk Tempat Menginap Ketika di Negeri Laskar Pelangi

Singkong memang masih ditemukan, namun sudah tidak ditemukan orang yang mengolah singkong menjadi Aruk Gelagau.

Selain itu, cara pembuatan Aruk Gelagau yang cukup rumit, membuat orang-orang perlahan mulai jarang membuat olahan makanan ini.

Untuk bahan yang dibutuhkan dalam membuat Aruk Gelagau yaitu singkong atau menggale, kelapa, dan garam. Singkong yang digunakan sebaiknya yang baru saja dipanen, bukan yang lama.

Baca Juga: 6 List Hotel Belitung dengan Kolam Renang Pinggir Pantai, Instagramable dan Populer

Sedangkan untuk prosesnya, mulanya singkong dikupas, dicuci, dipotong-potong, lalu direndam selama dua hari. 

Setelah direndam, kemudian dicuci dan ditiriskan, lalu dijemur selama dua hari. Setelah dijemur, diaruk atau ditumbuk.

Singkong yang telah kering kemudian ditumbuk menggunakan Lesung dan diayak untuk memisahkan bagian yang halus untuk digunakan yang akan digunakan dalam proses berikutnya.

Baca Juga: 6 List Hotel Belitung dengan Kolam Renang Pinggir Pantai, Instagramable dan Populer

Lalu parut kelapa, campurkan dengan tepung singkong yang sudah halus, tambahkan garam dan air, lalu diaduk rata. 

Panaskan wajan, masukkan semua bahan ke dalam wajan, aduk hingga kering dengan cara dibolak-balik. Setelah berwarna coklat kekuningan, Aruk Gelagau siap disajikan.

Agar lebih nikmat, sajikan Aruk Gelagau bersama ikan asin, sambal terasi, atau ikan pepes.

Baca Juga: Harga Sawit Hari Ini Rabu, 21 Juni 2023 di Kabupaten Bangka, Harga Rata-rata TBS Sawit Hampir Rp2.000

Aruk Gelagau merupakan kuliner Belitung Timur yang diwariskan secara turun temurun dan perlu dijaga bersama kelestariannya.***

Editor: Julia A

Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id https://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/

Tags

Terkini

Terpopuler